Analisis Novel


Analisis Unsur Intrinsik
Novel: Journey of Love karya Emmylia Hannig
Menggunakan Pendekatan Struktural

          Novel ini menceritakan tentang seorang wanita sunda tulen yang bernama Ayu Anjani, setelah tiga bulan perkenalan akhirnya ayu anjani mantap menerima pinangan Alex Jansen, seorang pria berkebangsaan jerman yang sempat singgah bekerja di indonesia. Alex masuk agama islam karena itu salah satu syarat yang diajukan orang tua ayu untuk menikahi ayu. Setelah menikah ayu digiring oleh suaminya menjelajah sejumlah benua untuk mengikuti panggilan tugas suaminya, mulai dari Madagaskar, Melawi, Jerman, Bangkok, hingga Aceh.
          Banyak hal yang ayu alami sejak mengikuti suaminya keberbagai negara, jauh dari keluarga, ayu harus memulai semuanya dari awal, membiasakan diri dengan lingkungan dan keadaan dimanapun dia berada, mempelajari bahasa jerman dan bahasa-bahasa lain yang mereka singgahi. Ayu harus bersabar menghadapi suami yang belum menjalankan sisa rukun Islam lainnya setelah syahadat. Meski sudah memeluk agama Islam, alex belum seutuhnya menjalankan perintah agama semestinya dan masih setia pada gaya hidup sebelumnya. Sedangkan ayu adalah seorang wanita yang dibesarkan dengan nilai-nilai agama dan adat ketimuran yang kental.

          “biarlah perubahan itu datang dari dalam hatinya, bukan karena aku. Aku khawatir kalau alex terus menerus didesak untuk menjalankan syariat Islam, dia akan merasa tersiksa dan pernikahan kami tak akan langgeng. Tapi, tak putus asa aku mendoakannya setiap malam, berharap hatinya segera dibukakan oleh Allah” seru ayu dalam hatinya berdoa untuk suami yang dicintainya.
          Ujian demi ujian rumah tangga dilalui oleh ayu dengan kesabaran, berbekal cintanya dan doa dari orang tua dan keluarga yang jauh disana. Dengan berbekal kesabaran dan cintanya, ayu selalu berdoa dan berupaya keras untuk merapatkan kesenjangan yang hadir antara dirinya dan suaminya yang bertipikal Western yang menjunjung rasio di atas segalanya.
          Setelah lama berkelana mengelilingi beberapa negara untuk menemani suaminya, akhirnya kembalilah ayu dan keluarganya ke Indonesia, dikarenakan suaminya menjadi salah satu relawan untuk membantu masyarakat Aceh yang tertimpa musibah Tsunami.
          Berkat kesabarannya jugalah akhirnya alex suaminya diberikan hidayah oleh Allah SWT, sekarang alex begitu jauh berbeda dari sebelumnya. Dia lebih tenang, lebih sabar, dan menyadari kalau setiap orang itu mempunyai kelebihan dan kekurangannya dan tidak lagi egois.
          terima kasih ya Allah, Mahasuci Engkau, Maha besar Engkau dan Maha Pengasih. Hanya kepada-Mu lah aku bersujud.”
  
Analisis Novel Journey Of Love
1. Unsur Intrinsik
a.         Tema
Tema dalam novel ini adalah “kisah cinta antara dua benua”, Ini dapat dilihat dari kisahnya yang berceritakan tentang seorang wanita sunda tulen yang menikah ayu anjani dengan alex jansen seorang pria berkebangsaan jerman yang bekerja di Indonesia. Setelah menikah ayu digiring oleh suaminya menjelalajah sejumlah benua mengikuti panggilan tugas sang suami.
“terima kasih Ya Allah... Kau kabulakan keinginanku untuk melalang buana. Betapa agungnya karunia-Mu ini, aku bisa menikmati keindahan negara lain dan mengagumi dan mengakui kebesaran-Mu lebih dalam lagi”. (hal.66)

b.        Latar
1. Latar Tempat
     Novel ini mengambil beberapa latar tempat yaitu di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, Cianjur dan di negara lain seperti Jerman, Madagaskar, Malawi, bangkok, Aceh.
     Jakarta adalah temat ayu bekerja di sebuah perusahaan asing sebagai resepsionis. Yogyakarta adalah tempat ayu bertemu dengan alex dan di kota Yogyakarta ini juga ayu tinggal setelah menikah dengan alex sampai meemiliki anak pertama. Cianjur adalah tempat tinggal orang tua ayu, ayu membawa alex ke Cianjur untuk memperkenalkannya kepada kedua orang tua dan saudara-saudara ayu dan di Cianjur jugalah ayu melaksanakan pernikahannya dengan alex. Jerman adalah negara kelahiran alex jansen, dimana semua keluarganya tinggal, jerman menjadi tujuan bulan madu alex dan ayu. Madagaskar adalah tempat yang ditujuan oleh ayu dan alex selanjutnya, alex mendapat tawaran kerja di proyek perikanan di madagaskar. Malawi adalah tujuan kerja alex berikutnya dan tentunya ayu akan selalu ikut menemani suaminya kemanapun pergi, di malawi juga ayu melahirkan anak keduanya. Bangkok, menjadi tujuan alex dan ayu berikutnya, karena alex mendapat pekerjaan di Bangkok dan di bangkok juga ayu menjalani operasi pengangkatan kanker yang terdapat di bibir rahimnya. Aceh adalah tempat alex bekerja selanjutnya dan menjadi relawan untuk membantu masyarakat aceh yang saat itu sedang dilanda tsunami, maka mereka sekeluarga pindah ke jakarta.

2. Latar Waktu
     Latar waktu pada cerita ini tidak dijelaskan secara langsung oleh pengarang, namun ada beberapa tempat yang menjadi tempat persinggahan ketika ayu dan alex berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain yang mencantuman tahunnya. Seperti, sebelum berangkat ke Madagaskar, mereka berngkat dulu ke Jerman tahun 1989,untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan di Madagaskar. Tahun 1990, mereka berngkat ke Madagaskar. Tahun 1994, mereka pindah lagi ke Malawi. Bulan Juli tahun1997, mereka pindah ke Bangkok. Desember 2000, mereka kembali lagi ke jerman. Dan pada tahun 2005, alex dan ayu kembali ke jakarta.
3. Latar Sosial
     Cerita ini mengangkat tentang kehidupan pasangan pernikahan antarbangsa yang berbeda bahasa, suku, adat, pola hidup dan juga agama tetapi menjelang pernikahan alex telah resmi menjadi seorang mualaf. Dalam novel ini sangat jelas dikisah bahwa seorang perempuan indonesia yang menikah dengan seorang yang pria berkebangsaan jerman, harus sabar menghadapi pola hidup suami yang masih saja minum alkohol dan merayakan natal bersama keluarganya, walau dia telah memeluk agama islam.
     Cerita ini juga kental dengan pengetahuan dan agama. Disini juga menceritakan bagaimana ayu harus menyesuaikan diri dengan kondisi atau tempat dia tinggal, karena sang suami selalu berpindah-pindah kerja. Dengan berbekal doa dan harapan ayu selalu berharap agar suaminya mampu menjadi imam baginya dan anak-anaknya.

c.    Alur
Dalam novel ini, alur yang digunakan adalah alur maju, yaitu jalan cerita atau peristiwa yang diceritakan berdasarkan kronologis atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian).
Pada tahap awal diceritakan situasi atau keadaan ayu yang saat ini tengah mengalami kesedihan karena dikhianati kekasihnya, didalam kesedihan itu ayu dikenalkan dengan alex jensen, seorang pria berkebangsaan Jerman oleh temannya di kota Yogyakarta. Hubungan berlanjut selama 3 bulan, kemudian ayu dilamar oleh alex dan setelah masuk Agama islam akhirnya mereka menikah. Setelah bulan madu ke Jerman, mereka tinggal di Yogyakarta selama 4 tahun sebelum akhirnya alex memboyong ayu untuk pindah ke negara lain yaitu madagaskar. Pada tahap klimaks, ayu mulai jenuh dengan semua rutinitas yang dijalaninya. Dan timbullah pertengkaran dan kecemburuan. Pada tahap akhir, dikisahkan bahwa akhirnya hidayah datang juga kepada suami ayu yaitu alex, alex lebih memperdalam pengetahuan tentang agama Islam dan mulai memperbaiki diri dengan sholt dan mengajak ayu pergi umroh sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka.
“Ya Alllah, terima kasih. Setelah Engkau berikan hidayah-Mu, sekarang alex begitu berbeda dibandingkan sebelumnya. Kata-kata yang diucapkannya selalu menyebut nama-nama besar-Mu. Dia jadi lebih tenang, lebih sabar, dan menyadari kekurangannya, dan tidak lagi egois semua harus selalu mengikuti keinginannya. Entahlah.. mungkin hari ini akulah yang paling bahagia, dan rasanya terlalu banyak airmata kebahagiaan yang aku tumpahkan. Sekali lagi, terima kasih, Ya Allah”. Kutipan cerita pada hal. 374.

d.    Penokohan
·       Ayu Anjani adalah salah satu tokoh utama yang diceritakan pengarang dalam novel ini, dia bekerja disebuah perusahaan asing sebagai resepsionis, dia lulusan sastra inggris. Ayu adalah seorang wanita yang rajin mengerjakan sholat dan dia juga seorang wanita yang sabar.
·       Alex Jansen adalah seorang pria berkebangsaan jerman yang bekerja di Indonesia, alex alex adalah orang yang senang memepelajari kebudayaan tempat yang dikunjunginya dan telah banyak mempelajari tentang kebudayaan Indonesia, termasuk mempelajari bahasa Indonesia sampai lancar. Alex juga orang yang egois, yang selalu mementingkan perkataannya sendiri tanpa memperdulikan kata-kata orang. Alex juga orang yang bertanggung jawab, peduli sesama, pandai bergaul, penyayang, setia dan pekerja keras.

e.    Sudut Pandang
sudut pandang atau pusat pengisahan atau disebut juga pint of view merupakan suatu cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang yang dipergunakan oleh pengarang dalam novel ini yaitu sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, dalam sudut pandang ini si “aku” yang diperankan oleh Ayu anjani mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang diluar dirinya. Si “aku” atau Ayu menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang berhubungan dengan si “aku” atau Ayu, baik itu peristiwa, orang dan tindakan, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya.
“Kulipat mukena diiringi derai air mata tanpa henti. Telah kulewati hari-hari belakangan ini dengan bersungguh-sungguh melakukan shalat istikharah demi menemukan pilihan yang terbaik, namun... “buntu”. (hal.4)

f.     Gaya Bahasa
dalam novel ini tidak banyak yang menggunakan gaya bahasa atau majas, ada majas perumpamaan, seperti dibawah ini:
“kamu adalah menteri keuanganku” dari penggalan cerita ini dapat diambil kesimpulan bahwa si “kamu” atau ayu telah diberi kepercayaan oleh suaminya untuk mengelola keuangan rumah tangga.
“Ya Allah... inilah waktunya malaikat kecil dari-Mu akan hadir. Dari penggalan cerita ini dapat ditarik artinya, sebentar lagi dia akan melahirkan seorang bayi.

g.    Amanat
       dalam novel ini dapat ditarik beberapa amanat dan nasehat yang membangun, seperti berikut ini:
·         Dengan kesabaran kita dapat meraih apapun dalam hisup ini, tidak ada sesuatupun yang tidak mungkin bagi Allah SWT.
·       Perbedaan suku, latar belakang, agama, bahasa, adat istiadat dan budaya bukanlah penghalang untuk kita berbagi cinta dan kasih.
·          Allah punya cara tersendiri untuk menjawab doa-doa hambanya.
·      Jangan menarik kesimpulan yang akan membuat kamu rugi suatu saat, jika ada kesempatan untuk dibicarakan lebih baik dibicarakan dari pada menghancurkan diri sendiri.
·      Dimanapun dan kapanpun Allah selalu bersama kita, berdoalah dan lakukan semua perintah-Nya, agar hati tenang menjalani hidup.
·           Cinta kasih dapat diwujudkan dalam hal apapun.
·           Kesabaran membawa nikmat.
·           Mukjizat itu nyata adanya, jika Allah berkehendak.
0 Responses