teman
 Rindu Bisu

Teman telah lama kita tak bertemu,
ingat dirimu membangkitkan memoriku yang hampir pudar termakan usia,
rindu dirimu mengalirkan bulir bening dipipiku, tak sadar waktu kembali meluapkan emosi yang terkubur lama..
Dan kini aku merindukanmu teman, rindu saat kita tertawa, bahagia dan perlahan melupakan sedih dan duka yang menerjang..
Dan kini aku sangat merindukanmu teman, waktu mulai memudarkan cahaya muda kita,
Dan kini tubuh ringkih ini ingin memelukmu teman, bersanda gurau seperti ketika itu, ketika lengan halusmu menjabat tanganku lalu tersenyum...
Dan kini teman, hanya potretmu yang membawaku berkhayal tentang masa lalu,
Masa ini bukan milik kita lagi,  telah lama dunia membawa kita terbang jauh tanpa tau arah pulang,
Masa kita seperti akan berlalu tanpa ada pertemuan lagi, do’a dan sujud menjadi peranduan terakhir yang membawaku pada kedamaian dan harapan pertemuan...
Masa kita menjadi saksi bahwa kita pernah bersama dalam segala hal, dan masa kini jadi saksi bisu aku merindukanmu...

Sri rizki utami ningsih,
Pekanbaru, 3 mei 2014.
duhai sahabat


 SEA



aku biasa menyebut persahatan kami dengan kata "SEA" singkatan dari nama kami Sri, Elda dan Ana. "SEA" dalam bahasa inggris berarti laut, yah.. persahatan kami seperti laut. kadang pasang kadang juga surut tapi tak mengurangi rasa sayangku pada mereka.
foto ini diambil tanggal 17 april 2014, ketika teman ku elda baru datang dari kalimantan. pertemuan yang telah sekian lama tertunda, 5 tahun bukan waktu yang sementar untuk rindu ini dan akhirnya kami berkumpul lagi aku, ana dan elda.. banyak cerita, banyak kisah yang terluapkan ketika pertemuan, namun tak cukup waktu karena elda harus berangkat lagi ke kalimantan dan ana harus melanjutkan skripsinya lagi, walaupun aku dan ana satu kota namun kami sangat jarang bertemu. sedih, ntah kapan akan bertemu lagi denganmu sahabat. inginku susul dirimu tapi apalah dayaku, kau amatlah jauh.. ku tunggu lagi pertemuan berikutnya, semoga Allah memberikan kalian kesehatan, rizki, umur yg panjang serta jodoh yang mampu membimbing kita didunia dan akhirat. salam rinduku untukmu sahabatku tercinta...
Analisis Novel


Analisis Unsur Intrinsik
Novel: Journey of Love karya Emmylia Hannig
Menggunakan Pendekatan Struktural

          Novel ini menceritakan tentang seorang wanita sunda tulen yang bernama Ayu Anjani, setelah tiga bulan perkenalan akhirnya ayu anjani mantap menerima pinangan Alex Jansen, seorang pria berkebangsaan jerman yang sempat singgah bekerja di indonesia. Alex masuk agama islam karena itu salah satu syarat yang diajukan orang tua ayu untuk menikahi ayu. Setelah menikah ayu digiring oleh suaminya menjelajah sejumlah benua untuk mengikuti panggilan tugas suaminya, mulai dari Madagaskar, Melawi, Jerman, Bangkok, hingga Aceh.
          Banyak hal yang ayu alami sejak mengikuti suaminya keberbagai negara, jauh dari keluarga, ayu harus memulai semuanya dari awal, membiasakan diri dengan lingkungan dan keadaan dimanapun dia berada, mempelajari bahasa jerman dan bahasa-bahasa lain yang mereka singgahi. Ayu harus bersabar menghadapi suami yang belum menjalankan sisa rukun Islam lainnya setelah syahadat. Meski sudah memeluk agama Islam, alex belum seutuhnya menjalankan perintah agama semestinya dan masih setia pada gaya hidup sebelumnya. Sedangkan ayu adalah seorang wanita yang dibesarkan dengan nilai-nilai agama dan adat ketimuran yang kental.
Sertifikat Lomba Puisi

Puisi Lomba tentang "Nasionalisme"


Demi Indonesia


Kapak dan belati tak akan memberimu kekuatan teman,
Jika kau baluti dengan amarah dan darah saudaramu..

Jangan lagi kau tumpahkan darah dibumi pertiwi ini
Karena
Airmata telah lebih dahulu menghujani negeri ini, untuk membawamu pada masa kini...

Semangat kita berjuang untuk indonesia bukan dengan berperang
Mengangkat tombak,
Melempar hujatan,
Menanam kebencian, bukan itu..
Tapi dengan berprestasi, mengharumkan negeri kita INDONESIA, negeri tercinta..
Kita putra putri indonesia, mampu lebih baik dari yang diharapkan
Harapan yang menggantung, tekad yang mendarah daging,
Pasti mampu kita jadikan kenyataan..

Mereka patriot pahlawan bangsa dididik dengan keras dan kejam,
Penuh keringat, airmata, dan darah
Namun mereka tetap mampu mewujudkan mimpi mereka, mimpi Indonesia
Yaitu kemerdekaan Indonesia
Tanpa keluhan dan kata menyerah, mereka bangkit
Demi apa? Demi kita, penerus bangsa, anak cucu mereka...

Ingatlah, kenanglah
Darah yang tumpah,
Keringat dan airmata yang bercucuran,
Semua demi Indonesia lebih baik..

Mari kita berjabatan sahabatku, saudaraku..
Negeri ini butuh kita, penerusnya..
kita putra putri Indonesia, berjuang demi Indonesia yang lebih baik...


Pekanbaru, 1 Mei 2014
Tugas Semantik
TUGAS 6

ANALISIS SURAT AL-FATIHAH AYAT KE-6

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Artinya:

Tunjukilah kami pada jalan yang lurus


Kata-kata Tunjukilah kami jalan yang lurus merupakan doa. Doa ini meliputi seluruh keperluan manusia. Kebendaan dan rohani untuk masa ini dan masa yang akan datang. Orang mukmin berdoa agar kepadanya ditunjukan jalan yang lurus. Doa ini menghendaki agar orang beriman tidak merasa puas dengan hanya diperlihatkan kepadanya suatu jalan atau juga dengan dibimbing pada jalan itu, tetapi ia harus senantiasa terus menerus mengikutinya hingga mencapai tujuannya.

Pada hakikatnya manusia memerlukan pertolongan Tuhan pada tiap-tiap langkah dan pada setiap waktu serta sangat perlu sekali baginya agar ia senantiasa mengajukan kepada Tuhan permohonan yang terkandung dalam ayat ini. Oleh karena itu doa terus-menerus memang sangat perlu. Selama kita mempunyai keperluan-keperluan dan tujuan-tujuan yang belum kesampaian, terpenuhi atau tercapai, maka selama itu pun kita memerlukan.

Dari arti ayat ke-6 surah Al-Fatihah tersebut menerangkan bahwa yang dimaksud jalan yang lurus yaitu jalan hidup yang benar, yang dapat membuat bahagia di dunia dan di akhirat. Maknanya jika seorang ingin bahagia di dunia dan di akhirat ia harus sering berda di jalan lurus yaitu jalan Allah Swt. Seseorang yang ingin bahagia di dunia dan di akhirat harus sering mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, maka ia akan mendapatkan kehidupan atau kebahagian di dunia dan di akhirat.

Adapun hubungan antara ayat ini dengan semantik yaitu memiliki makna yang ingin disampaikan kepada manusia agar selalu berada di jalan yang lurus agar mendaptkan kebahagian di dunia dan di akhirat. Kemudian dari hubungan semnatinya terdapat makna lokusi yaitu Allah menurunkan ayat ini karena ingin memberitahukan kepada manusia apabila ingin mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat harus delalu berada di jalan yang lurus.