Analisis
Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur-unsurnya Dalam Puisi Karya Chairil Anwar
oleh:
SRI RIZKI UTAMI NINGSIH
Abstrak
Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa
yang diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias.
Puisi juga merupakan sarana untuk mengungkapkan gagasan dan ide-ide
dari penulis dengan kata lain penulis berusaha meyakinkan pendengar untuk dapat
menikmati karyanya. Dalam puisi terdapat unsur-unsur dari klausa yaitu subjek,
predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Klausa dapat dianalisis berdasarkan
tiga dasar yaitu fungsi, kategori dan peran. Analisis ini berupaya untuk
menentukan pola klausa yang terdapat dalam pusi-puisi yang mengalami kerancuan
dalam strukturnya. Hasil dari analisis ini menujukkan bahwa banyak pola-pola
baru yang dapat ditemukan dalam puisi.
Kata Kunci: Puisi, Klausa, Fungsi, Kategori,
Peran
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Puisi
merupakan jenis karangan yang penyajiannya sangat mengutamakan aspek keindahan.
Keindahan yang terdapat dalam puisi terpancar dalam susunan bunyi dan pilihan
katanya. Dalam puisi kata atau bahasa yang digunakan terkadang tidak sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang ada.
Dalam
penelitian ini penulis akan meneliti Klausa berdasarkan fungsi unsur-unsurnya
yang terdapat pada puisi “cintaku jauh di pulau” dan “Diponegoro” karya Chairil
Anwar. Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari S, P baik disertai O,
PEL, dan KET ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar,
yaitu: (1) berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata
atau frase yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna unsur-unsurnya.
Disini
penulis akan menganalisi klausa berdasarkan tiga aspek yang telah disebutkan
diatas. Klausa itu terdiri dari unsur-unsur fungsional yang disebut S, P, O,
PEL, dan KET. Kelima unsur ini tidak selalu ada dalam satu klausa. Namun,
fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P sedangkan unsur-unsur yang
lain mungkin ada mungkin juga tidak.
PEMBAHASAN
Analisis Fungsi, Kategori Dan Peran Klausa Inti dalam
puisi Chairil Anwar
Klausa inti adalah klausa yang tidak
diawali dengan konjungsi dan unsur-unsurnya sekurang-kurangnya terdiri atas S
(subjek) dan P (predikat). Klausa ini secara potensial dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat. Analisis klausa pertama kali didasarkan pada fungsi
unsur-unsurnya. Karena analisis berikutnya berdasarkan kategori dan peran
unsur-unsurnya didasarkan pada analisis fungsi tersebut. Indentifikasi kategori
unsur-unsur klausa berdasarkan pada unsur yang menduduki fungsi tertentu dalam
klausa. Setelah dilakukan analisis terhadap fungsi unsur-unsur yang ada pada
klausa, didapatkan struktur fungsional yang bervariasi. Struktur fungsional
adalah urutan fungsi yang terdapat pada suatu klausa.
Ada beberapa puisi karya Chairil Anwar
yang menjadi objek penelitian penulis, yaitu:
a.
Cintaku
jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau (bait
1, baris 1)
Gadis manis, sekarang iseng sendiri (bait 1,
baris 2)
Perahu melancar, bulan memancar (bait 2,
baris 1)
di leher kukalungkan ole-ole buat
si pacar (bait
2, baris 2)
angin membantu, laut terang, tapi
terasa (bait
2, baris 3)
aku tidak ‘kan sampai padanya (bait
2, baris 4)
Di air yang tenang, di angin
mendayu (bait
3, baris 1)
di perasaan penghabisan segala
melaju (bait
3, baris 2)
Ajal bertakhta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pangkuanku
saja.” (bait
3, baris 3)
Amboi! Jalan sudah bertahun
kutempuh! (bait
4, baris 1)
Perahu yang bersama ‘kan merapuh (bait 4,
baris 2)
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan
cintaku?! (bait 4,
baris 3)
Manisku jauh di pulau, (bait
5, baris 1)
kalau ‘ku mati, dia mati iseng
sendiri. (bait
5, baris 2)
b.
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini Tuan hidup
kembali (bait 1, baris
1)
Dan bara kagum menjadi api (bait
2, baris 1)
Di depan sekali tuan menanti (bait
2, baris 2)
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali. (bait 2, baris 3)
Pedang di kanan (bait
2, baris 4)
keris di kiri (bait
2, baris 5)
Berselempang semangat yang tak bisa
mati (bait 2,
baris 6)
MAJU (bait
3, baris 1)
Ini barisan tak
bergenderang-berpalu (bait
3, baris 2)
Kepercayaan tanda menyerbu. (bait
3, baris 3)
Sekali berarti (bait
4, baris 1)
Sudah itu mati. (bait
4, baris 2)
MAJU (bait
5, baris 1)
Bagimu negeri (bait
5, baris 2)
Menyediakan api. (bait
5, baris 3)
Punah di atas menghamba (bait
6, baris 1)
Binasa di atas ditindas (bait
6, baris 2)
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai (bait 7,
baris 1)
Jika hidup harus merasai (bait
7, baris 2)
Maju. (bait
8, baris 1)
Serbu. (bait
8, baris 2)
Serang. (bait
8, baris 3)
Terjang. (bait
8, baris 4)
Berdasarkan klasifikasi struktur klausa
inti pada puisi “Cintaku jauh di pulau” dan Diponegoro” karya Chairil Anwar,
ditemukan 11 variasi pola/ struktur fungsional klausa. Variasi struktur
fungsional seperti pada tabel 1 berikut ini:
Tabel Variansi Struktur Klausa Inti
No
|
Struktur Klausa
|
Jumlah
|
1
|
SP
|
1
|
2
|
SK
|
2
|
3
|
PK
|
3
|
4
|
SPK
|
3
|
5
|
KSP
|
2
|
6
|
SPO
|
1
|
7
|
PO
|
1
|
8
|
(S)PPel
|
1
|
9
|
PPel
|
1
|
10
|
SP;SP
|
1
|
11
|
KPOK
|
1
|
1.
Klausa
Berpola Subjek-Predikat
Berikut
ini dinyatakan analisis fungsi, kategori, dan peran pada sebagian klausa inti
berstruktur fungsional S-P.
(1)
(5.2) b “Bagimu negeri”
No.
Data
|
Unsur
Klausa
|
|
(5.2)
b
|
Bagimu
Bagi
(ka)-mu
|
Negeri
|
Fungsi
|
S
|
P
|
Kategori
|
FN
|
N
|
Peran
|
Pengalam
|
Keberadaan
|
(2)
(1.2) a “Gadis manis, sekarang iseng
sendiri”
No. Data
|
Unsur
Klausa
|
|
(1.2) a
|
Gadis Manis,
|
Sekarang iseng sendiri
|
Fungsi
|
S
|
P
|
Kategori
|
FN
|
Adj
|
Peran
|
Pelaku
|
Keadaan
|
Pasangan peran yang muncul pada pola klausa
diatas adalah pengalam-keberadaan (1 data) dan pelaku-keadaan (1 data) dapat
diketahui peran pengalam-keberadaan struktur kategorinya adalah Frasa Nomina-Nomina yang mengisi fungsi subjek-predikat dan
pelaku-keadaan struktur kategorinya adalah Frasa nomina-adjektiva yang mengisi
fungsi subjek-prediket .
2.
Klausa
Berpola Subjek-Keterangan
(1)
(2.4) b “Pedang di kanan
No. Data
|
Unsur
Klausa
|
|
(2.4) b
|
Pedang
|
Di kanan
|
Fungsi
|
S
|
K
|
Kategori
|
N
|
FD
|
Peran
|
Alat
|
Tempat
|
(2)
(2.5) b “Keris di kiri”
No. Data
|
Unsur
Klausa
|
|
(2.4) b
|
Keris
|
Di kiri
|
Fungsi
|
S
|
K
|
Kategori
|
N
|
FD
|
Peran
|
Alat
|
Tempat
|
Pasangan
peran yang muncul pada pola klausa diatas adalah Alat-tempat, jadi stuktur
kategorinya adalah Nomina-frasa endosentris yang mengisi subjek-keterangan.
3.
Klausa
Berpola Predikat-Keterangan
(1)
(3.2) b “ini barisan tak
bergenderang-berpalu”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
|
(3.2) b
|
Ini barisan
|
Tak bergenderang-berpalu
|
Fungsi
|
P
|
K
|
Kategori
|
FN
|
FD
|
Peran
|
Perbuatan
|
Alat
|
(2)
(6.1) b “punah diatas menghamba”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
|
(6.1) b
|
Punah
|
Diatas menghamba
|
Fungsi
|
P
|
K
|
Kategori
|
Adj
|
FD
|
Peran
|
Keadaan
|
Sebab
|
(3)
(6.2) b “Binasa diatas di tindas”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
|
(6.2) b
|
Binasa
|
Diatas ditindas
|
Fungsi
|
P
|
K
|
Kategori
|
Adj
|
FD
|
Peran
|
Keadaan
|
Sebab
|
Pasangan peran yang
muncul pada pola klausa diatas adalah perbuatan-alat (1 data) dan keadaan-sebab
(2 data), yang struktur kategorinya adalah frasa nomina-frasa endosentris dan
adjektiva-frasa endosentris yang mengisi fungsi predikat-keterangan.
4.
Klausa
Berpola Subjek-Predikat-Keterangan
(1)
(1.1) a “Cintaku jauh di pulau”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
||
(1.1) a
|
Cintaku
|
Jauh
|
Di pulau
|
Fungsi
|
S
|
P
|
K
|
Kategori
|
Adj
|
Adj
|
FN
|
Peran
|
Pelaku
|
Keadaan
|
Tempat
|
(2)
(5.1) a “Manisku jauh di pulau”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
||
(5.1) a
|
Manisku
|
Jauh
|
Di pulau
|
Fungsi
|
S
|
P
|
K
|
Kategori
|
Adj
|
Adj
|
FN
|
Peran
|
Pelaku
|
Keadaan
|
Tempat
|
(3) (5.1)
a “Ajal bertakhta, sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku
saja”.”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
||
(5.1) a
|
Ajal
|
bertahta
|
sambil berkata “Tujukan perahu ke
pangkuanku saja”
|
Fungsi
|
S
|
P
|
K
|
Kategori
|
N
|
V
|
FN
|
Peran
|
Pelaku
|
Keberadaan
|
cara
|
Pasangan
peran yang muncul pada pola klausa diatas adalah pelaku-keadaan-tempat (2 data)
dan pelaku-keberadaan-cara (1 data) yang struktur kategorinya adalah
adjektiva-adjektiva-frasa nomina dan nomina-verba-frasa nomina, yang mengisi
fungsi subjek-predikat-keterangan.
5.
Klausa
Berpola Keterangan-Subjek-Predikat
(1)
(1.1) b “di masa pembangunan ini uan
hidup kembali”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
||
(1.1) b
|
Di masa pembangunan ini
|
tuan
|
Hidup kembali
|
Fungsi
|
K
|
S
|
P
|
Kategori
|
FD
|
N
|
FV
|
Peran
|
Waktu
|
Pengalam
|
Keadaan
|
(2) (2.2)
b “Di depan sekali tuan menanti”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
||
(2.2) b
|
Di depan sekali
|
tuan
|
menanti
|
Fungsi
|
K
|
S
|
P
|
Kategori
|
FD
|
N
|
V
|
Peran
|
Tempat
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Pasangan
peran yang muncul pada pola klausa diatas adalah waktu-pengalam-keadaan (1
data) dan tempat-pelaku-perbuatan(1 data), yang struktur kategorinya adalah
frasa endosentris-nomina-frasa verba dan frasa endosentris-nomina-verba, yang
mengisi fungsi keterangan-subjek-predikat.
6.
Klausa
Berpola Subjek-Predikat-Objek
(1) (2.4)
a “aku tidak ‘kan sampai padanya”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
||
(2.4) a
|
Aku
|
Tidak ‘kan
|
Sampai padanya
|
Fungsi
|
S
|
P
|
O
|
Kategori
|
N
|
FN
|
FN
|
Peran
|
Pelaku
|
Keadaan
|
Penerima
|
Pasangan
peran yang muncul pada pola klausa diatas pelaku-keadaan-penerima yang struktur
kategorinya adalah nomina-frasa nomina- frasa nomina, dan yang mengisi fungsi
subjek-predikat-objek.
7. Klausa Berpola Predikat-Objek
(1) (5.3)
b “menyediakan api”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
|
(5.3) b
|
Menyediakan
|
Api
|
Fungsi
|
P
|
O
|
Kategori
|
adj
|
N
|
Peran
|
Perbuatan
|
hasil
|
Pasangan
peran yang muncul pada pola klausa diatas adalah perbuatan-hasil, karena
menyediakan api merupakan sebuah perbuatan yang menghasilkan api. Struktur
kategorinya adalah adjektiva dan nomina, yang mengisi fungsi predikat-objek.
8. Klausa Berpola (Subjek)-Predikat
(1) (2.6) b “berselempang semangat yang tak
bisa mati”
No.Data
|
Unsur
Klausa
|
(2.6) b
|
Berselempang semangat
yang tak bisa mati
|
Fungsi
|
(S) Ppel
|
Kategori
|
FA
|
Peran
|
(pengalam) keadaan
|
Pada
data diatas dari fungsi (S) PPel . akan tetapi, peran yang muncul adalah
(pengalam) keadaan. Sesuai dengan karakter klausa, peran pengalam muncul secara
in absensia (dalam keadaan tidak hadir). Dalam data itu pengisi Pel lebur
menjadi P, maksudnya adalah bersama adjektiva berselempang membentuk peran
keadaan.
9. Klausa Berpola predikat-pelengkap
(1) (3.3)
b “Kepercayaan tanda menyerbu”
No. Data
|
Unsur Klausa
|
|
(3.3) b
|
kepercayaan
|
Tanda menyerbu
|
Fungsi
|
P
|
Pel
|
Kategori
|
V
|
Klausa
|
Peran
|
Keadaan
|
*
|
Peran
yang muncul pada pola klausa diatas hanya keadaan berada pada fungsi predikat,
sedangkan peran yang berada pada fungsi pelengkap tidak ada. Struktur
kategorinya adalah verba dan klausa itu sendiri.
10. Klausa Berpola Subjek-Predikat-Subjek Predikat
(1) (2.1)
a “perahu melancur, bulan memancar”
No. Data
|
Unsur
Klausa
|
|||
(2.1) a
|
Perahu
|
Melancur
|
Bulan
|
Memancar
|
Fungsi
|
S
|
P
|
S
|
P
|
Kategori
|
N
|
V
|
N
|
V
|
Peran
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Pasangan
peran yang muncul pada pola klausa diatas adalah
pelaku-perbuatan-pelaku-perbuatan, yang struktur kategorinya adalah
nomina-verba-nomina-verba, yang mengisi fungsi subjek-predikat-subjek-predikat.
11. Klausa Berpola
Keterangan-Predikat-Objek-Keterangan
(1) (2.2) a “di leher kukalungkang ole-ole
buat si pacar”
No. Data
|
Unsur
Klausa
|
|||
(2.2) a
|
Di leher
|
Kukalungkan
|
Ole-ole
|
Buat si pacar
|
Fungsi
|
K
|
P
|
O
|
K
|
Kategori
|
FN
|
N
|
N
|
FD
|
Peran
|
Tempat
|
Pelaku
|
Alat
|
Penerima
|
Pasangan
peran yang mencul pada pola klausa diatas adalah tempat-pelaku-alat-penerima,
yang menduduki struktur kategori frasa nomina-nomina-nomina-frasa endosentris,
yang mengisi fungsi keterangan-predikat-objek-keterangan.
PENUTUP
Simpulan
Klausa
adalah satuan gramatik yang terdiri dari S, P baik disertai O, PEL, dan KET
ataupun tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu: (1)
berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frase
yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna unsur-unsurnya.
Dalam puisi “cintaku jauh di pulau” dan “Diponegoro” karya Chairil Anwar,
berdasarkan klasifikasi struktur klausa intinya, di temukan 12 variasi pola
atau struktur fungsional klausa.
Daftar
Pustaka
Markhamah. 2010. “keselarasan fungsi,
kategori dan peran dalam klausa”. Dalam SINTAKSIS 2. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.